silakan kunjungi www.ikb-pmpj-blogspot.com..
Wa.. Wa..
pada hari minggu tanggal 26/ 08/ 2009, BPH ketemu dengan PEMDA TK II Tolikara, dalam rangka mennyampaikan Laporan hasil MUBES I IKB-PMPT Se-Jawa dan Bali dikaliurang. PEMDA dalam hal ini Bapak Bupati Ir. Jhon Tabo, menerima baik kedantangan Badan Pengurus Harian di Hotel hijau CLARC jakarta Pusat. ada beberapa point penting yang di sampaikan oleh BPH kepada Bapak Bupati dan langsung memberikan respon yang mengembirakan. Ada beberapa point yang disampaikan diantaranya laporan MUBES I dan mennyerahkan hasil rumusan serta program umum IKB-PMPT Se-Jawa dan Bali. Serta Point penting tentang beberapa rekomendasi seperti Perayaan natal bersama di Yogyakarta, pelaksanaan Turnamen "Jhon Tabo Cup" dan Bapak Bupati langsung memberian respon bahwa :
(Begitu Cerita Tentang KOTEKA Terurai dalam Kolom Waktu Ini...)
ibu nana kok lama ga keliatan? abis cuti panjang bu?
huhuhu dan pertanyaan sejenis itu akan berlanjut dengan sesi tanya jawab dan saya cerita mereka mendengar yang ga ada abis-abisnya. persis kayak treadmill, baliknya ke situ-situ juga.
pertanyaan paling sering sih, eh disana orang masih pakai koteka ga?
oh plis.
jawabannya ga. orang-orang pakai baju ga beda ama kita-kita.
pertanyaan berikutnya adalah daerahnya gimana sih? sepi atau rame? hutan bukan sih? hmm ... emang sih daerahnya masih kayak hutan gitu, lha kalo bangun pagi dan buka tirai jendela yang pertama kali saya liat ya hutan itu deh. berasa tinkerbell. halah. nyambung ga?
kalo soal daerahnya sih meski masih terbilang sepi, tapi daerah yang dibangun pertambangan tembaga dengan by product you knowlah itu, bener-bener modern. dan penuh peraturan. dilarang speeding. masuk sana-sini tunjukkan id card atau jangan coba-coba masuk. tapi sumpah keren abis. beneran, daerah dengan banyak peraturan itu sungguh memikat. rapi. bersih. teratur. berbanding terbalik sekali ga sih ama err.. tau kan? coba hal yang sama dilakukan di negara tercinta ini. (jadi inget, daerah timika kan bagian indonesia ya?)
serem ga sih na?
hmm.. emang sih di beberapa tempat cukup ngeri melihat orang-orang berjalan dengan membawa panah dan senjata lainnya. tapi ga tiap orang diseranglah dan ga tiap saat mereka berperang tanpa alasan. dari obrolan dengan beberapa teman sih perang dengan senjata-senjata itu masih kadang terjadi. ga pengen bayangin ah. katanya ujung panah mereka itu beracun. saya sempat sekali berpapasan dengan mereka, ya biasa aja, saya didalam mobil sih, hehehe .. tapi saya ngga berani motret! padahal pengen.
and i did enjoy my 3 week stay in timika. menyenangkan. and i made a record! three weeks without internet
jadi pengen kesana lagi.
Tapak-tapak sejarah dibelakang kami, adalah kesaksian yang paling nyata dan tonggak kebenaran , tentang usaha dan pengorbanan yang tiada taranya , telah memberikan kesadaran dan tanggung jawab pada kami untuk kami teruskan sebagai pesan suci.
Kami Pelajar dan Mahasiswa menyadari sepenuhnya dan dengan khidmad menangkap getaran pengukuhan keberadaan organisasi “ JAYAWIYAPAN” oleh pendiri Yakni : Ir.Bob Silas Kogoya, S.Th, M.Si. Ir. Jack Panus Jingga M.T. Pdt. Yusak Adi S.Miss,M.Miss. Pdt.Timotius Wakur S.TH, Pdt. Mistien Towolom S.Th. Pdt. Andreas Yikwa S.Th. Ev. Alex T Pagawak S.Th. Pdt. Lipiyus Biniluk S.Th. Mr.Tolias Genongga S.E (Alm ) Wesley Kogoya S.Th ( Alm ). Jimmy Munif Erelak S.T. SISILIA ELOPERE yang mana menggariskan dan mengejawantahkan tekad satu bangsa, satu tanah air, satu rumpun, satu piranti Koteka sebagai lambang kesatuan dan persatuan Pegunungan Tengah Papua.
Pendiri bertekad untuk mengarahkan seluruh upaya dan kemampuan guna menumbuhkan, meningkatkan dan mengembangkan kesadaran pelajar dan mahasiswa Pegunungan Tengah.
Generasi Pegunungan Tengah saat itu berdiri pada Tahun 1985 yaitu dalam bentuk kelompok doa yang disebut “ Mula-Mula ” kemudian dalam proses pengkaderan regerasi sebagai sejarah berdirinya organisasi ini pada Tahun 1988 dimana mahasiswa Papua mengadakan Natal di Yogyakarta dibawah naungan ( IPMIRJA ) pada saat-saat itu dimana teman-teman pantai menganggap orang gunug pada umumnya masih bodoh dan terbelakang, maka disitu memunculkan suatu garis hinaan dan berdampak pada preses pembodohan, hal ini terjadi saat-saat dalam wacana khotbah dan berdoa, disinilah orang gunung ditertawai apalagi menjadi bahan diskusi dalam forum-forum ilmiah bahwa orang gunung itu dicapab berbicara bukan dengan mulut atau otak tetapi dengan kaki kepala.
Selanjudnya pada Tahun 1989 generasi Pegunungan Tengah seperti mana nama-nama yang tertera diatas menyatukan hati dan pikiran untuk mengambil keputusan bersama dalam rangkah membentuk suatu wadah didalamnya terdiri dari wilayah Kabupaten Jayawijaya dan Kabupaten Paniai , dan nama organisasi ini disingkat dengan nama “ JAYAWIYAPAN ” pertama kalinya berdiri di Yogyakarta. Kemudian pada tahun 1999-2001 terjadi transisi organisasi yaitu pemisahaan wilayah administratif Yakni, Kabupaten Paniai dan Kabupaten Puncak Jawa diikuti oleh Kabupaten Mimika hal ini terjadi di kota studi Bandung. Setelah itu nama organisasi “ JAYAWIYAPAN ” berubah Menjadi “ IKB PMPJ ” Se-Jawa dan Bali. berikutnya pada tahun 2007 terjadi transisi organisasi yang kedua kalinya di kota studi Denpasar-Bali yakni permintaan untuk pemisahan wilayah administatif baru yakni Kabupaten Tolikara, Kabupaten Yahukimo dan Kabupaten Pegunungan Bintang. maka sejarah ini telah mengantarkan kita pada kedewasan berorganisasi bagi seluruh Pelajar dan Mahasiswa Pegunungan Tengah Papua, dan kami diajak untuk memahami dan menghayatinya dengan sungguh-sungguh bahwa Organisasi “ JAYAWIYAPAN” berdiri dengan latar belakang bahasa “ HINAAN” . Selanjudnya Jayawijaya adalah organisasi Induk ( orang tua ) dan segalahnya bagi kita semua, sebab lewat Jayawijaya kita dibangun, dibina, disiapkan serta dikaderkan sebagai generasi Pembangun yang siap pake bagi kelangsungan pembangunan Pegunungan Tengah secara Umum dan khususnya bagi kita yang baru mendirikan organisasi ini.
Mencermati history tersebut diatas, yang menjadi tanggung jawab kami sebagai generasi penerus masa kini adalah keharusan diri menyatukan tenaga dan pikiran untuk ikut serta meneruskan ahli waris cita-cita pendiri organisasi dengan lebih segera mencapai masa depan yang lebih baik. Dan pengabdian kita bertekad tetap satu yaitu “ satu Honai satu piranti KOTEKA “ .
Dan kembali pada keputusan Sidang Pleno IKB-PMPJ pada saat natal bersama di Denpasar-Bali pada tahun 2006 - 2007 yang berisi tentang Pemisahan tiga wilayah administratif Kabupaten baru Yaitu Kabupaten Tolikara, Kabupaten Yahukimo dan Kabupaten Pegunungan Bintang. Disamping itu dinamika Pelajar dan mahasiswa yang berkembang terlihat dari potensi intelektualitas di wilayah se-Jawa dan Bali sangat siap untuk menentukan arah dan tujuan mereka , terkait dengan segala kemajuan dan spesifikasi daerah serta didorong oleh semangat dan motivasi dalam mengembangkan program umum yang akan dibahas.
Selanjutnya Ketiga Kabupaten baru tersebut mengagendakan Jadwal kegiatan masing-masing Kabupaten untuk membentuk Panitia Musyawarah Besar ( MUBES I ). Hal ini terbukti bahwa khususnya IKB-PMPT Se-Jawa dan Bali pada tahun ini ( 2007 ) di wisma kaliurang Yogyakarta mengadakan kegiatan MUBES I sebagai gagasan baru untuk melanjutkan dan merupakan upaya berkelanjutan serta berkesinambungan yang bertahap sebagai ikthiar untuk menjawab tantangan akan peradaban keberadaan IKB-PMPT Se-Jawa dan Bali dan sebagai wadah himpunan Organisasi Kemasyarakatan Pelajar dan Mahasiswa Pegunungan Tolikara serta untuk menjawab tantangan kedepan dalam peran aktif guna memantapkan persatuan dan kesatuan dan mengembangkan kualitas Pelajar Mahasiswa Pegunungan Tolikara khususnya sebagai generasi penerus cita-cita perjuangan pendiri organisasi dan juga generasi barus disebut sebagai sumber insani pembangunan.
Untuk memaksimalkan Fungsi, Tujuan, dan Usaha-Usaha yang termuat dalam AD/ART IKB-PMPT Se-Jawa dan Bali , maka perlu dijabarkan lebih lanjut dalam program umum yang ditetapkan dalam MUBES I IKB-PMPT Se-Jawa dan Bali.
Adapun Program Umum IKB-PMPT Se-Jawa dan Bali masa bakti 2007-2009 disusun sebagai berikut :
1. Pendahuluan
2. Maksud dan Tujuan
3. Landasan Program
4. Arah dan Strategi
5. Pokok-Pokok Garapan Strategi
6. Pokok-Pokok Program Umum
7. Mekanisme Pelaksanaan Program Umum
8. Penutup
B. INDENTIVIKASI ORGANISASI.
II. MAKSUD DAN TUJUAN
A. Arah
Pengembangan dan peningkatan serta kualitas Pelajar dan Mahasiswa Tolikara dilaksanakan dalam rangka:
B. Strategi
Berdasarkan arah program umum IKB-PMPT Se-Jawa dan Bali maka sttrategi pelaksanaan program ini disusun sebagai berikut:
a. Strategi Jangka Panjang
b. Strategi Jangka Pendek
Strategi jangka pendek merupakan rangkaian untuk mewujudkan strategi untuk jangka panjang dengan titik berat pada kondisi bangsa dan daerah pada pembangunan jangka panjang ketiga ( Otonomi Daerah ) yang meliputi upaya-upaya sebagai berikut:
V. POKOK-POKOK GARAPAN STRATEGI
Pokok-pokok program strategis merupakan pokok-pokok acuan bagi prioritas kebijakan-kebijakan IKB-PMPT Se-Jawa dan Bali masa bakti 2007-2009
Adapun pokok-pokok garapan strategi sebagai berikut:
VI. POKOK-POKOK PROGRAM UMUM
Untuk memastikan orientasi perumusan program organisasi di setiap jenjang kepengurusan, maka memperhatikan program kerja ini di setiap tingkatan selama satu periode.
Pokok-pokok program umum terdiri dari:
VII. MEKANISME PELAKSANAAN PROGRAM UMUM
Sesuai dengan arah dan strategi pokok-pokok garapan umum diatas , maka mekanisme pelaksanaan program umum yang terkait erat dengan tindakan pelaksanaan program kerja harus harus memperhatikan :
VIII. PENUTUP
Program umum ini, selanjutnya akan dirumuskan secara lebih opersional dalam Rapat Kerja Wilayah Se-Jawa dan Bali ( RAKER ) yang memang dirujukan untuk membahas program kerja secara mendetail. Akhirnya untuk dapat menjabarkan program umum ini menjadi program kerja bermakna yang strategi bagi IKB-PMPT Se-Jawa dan Bali. Dan tidak terlepas dari peran pengurus IKB-PMPT dan KORWIL secara maksimal.
Tujuan :
A. MOTTO :
1. Nawi Arigi
2. Kami pejalan kaki yang lamban tapi tidak pernah berjalan mundur.
B. Basis kepemimpinan:
1. Ketaqwaan
Mengajak segenap seluruh anggota IKB-PMPT Se-jawa dan Bali tetap berada pada jalan-Nya.Hal ini tercermin dalam sikap dan perilaku seluruh anggota IKB-PMPT Se-Jawa dan Bali sebagai tulang punggung gereja dan menjalankan norma-norma yang tertuang dalam agama.
2. Politik
Ada upaya rekonsiliyasi setiap anggota secara kompresif, ditegakannya hak dan kewajiban seluruh anggota IKB-PMPT Se-jawa dan Bali.
3. Sosial
Mengupayakan semangat kekeluargaan, solidaritas social, kesetiakawanan diantara Keluarga Besar Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Pegunungn Tolikara Se-Jawa dan Bali.
4. Ekonomi
Mengupayakan kesejahteraan segenap anggota Pelajar dan Mahasiswa Pegunungan Tolikara Se-jawa dan Bali, dengan semangat bekerja keras.
C. Prinsip Kepemimpinan:
1. Bekerja keras tanpa keuntungan pribadi atau kelompok.
2. Ucapan dan tindakan sejalan, tidak banyak bicara atau konsep.
3. Seorang pemimpin didepan mampu menjadi teladan, ditengah bisa bekerja sama dan dibelakang bisa memotifasi atau memfasilitasi.
4. Seorang pemimpin harus mau belajar dan mengajar, bisa membimbing dan mengasihi kepada seluruh anggota serta mampu membahur dimana saja bersama anggota
D. Langkah-langkah Umum kedepan :
1. Membangun jaringan kerja sama antara paguyuban atau organisasi social yang lainnya serta bekerja sama dengan Komisi Pendidikan Daerah Tk II Tolikara dan kepada PEMDA TK- II Tolikara sebagai pelindung Organisasi IKB-PMPTP Se-jawa dan Bali, demi kelancaran Oraganisasi dan kesejahteraan anggota.
2. Bekerja keras untuk merekrutment seluruh mahasiswa IKB-PMPT Sejawa dan Bali, dalam pendataan anggota baru maupun anggota lama yang sedang berada di wilayah SeJawa dan Bali.
3. Menjaga hubungan kerja yang professional dan spirit human relation, artinya pimpinan harus memotifasi dan memfasilitasi setiap anggota organisasi untuk berkarya dan berprestasi.
4. Mengelola BPH terbentuk dari korwil-korwil sebagai perpanjangan tangan secara professional, transparan dan akuntable.
5. Menempatkan para pelindung (PEMDA TK-II Tolikara), Perintis, Pendiri dan Pembina sebagai tokoh Founding Father, secara professional seperti: sebagai donator, konsultasi, penasehat dan memayungi ketua BPH.
6. Meningkatkan hubungan tali persaudaraan antar seluruh mahasiswa Papua pada umumnnya dengan berbagai kegiatan nyata seperti; Turnamen, seni dan budaya dan lain-lain.
E. Kebijakan Oprasional :
Pengadaan kantor sekertariat yang sah sebagai tempat BPH bekerja.
Pengadaan komputerisasi 1 unit.
PendataanSurat masuk dan Surat keluar.
Pendataan anggota IKB-PMPT Se jawa dan Bali.
Pengkaderesasian.
2. Bidang Kebendaharaan :
Mengelola sumber dana yang masuk dari berbagai sumber seperti: bantuan PEMDA, donator dan pihak-pihak yang peduli dengan organisasi IKB-PMPT Se Jawa dan Bali.
Melaporkan dan bertanggung jawab kepada ketua dan anggota IKB-PMPT Se Jawa dan Bali, secara akuntable.
Mengutamakan kepentingan umum .
3. Bidang Litbag :
Sebagai sumber informasi bagi setiap perkembangan kampus di Jawa dan Bali kepada mahasiswa baru maupun masyarakat di daerah.
Mengadakan seminar-seminar ilmiah.
Membuka wacana kepada seluruh anggota Se Jawa dan Bali tentang perubahan atau perkembangan pembangunan di daerah maupun kalangan mahasiswa dalam bentuk informasi.
4. Bidang Olahraga :
Mengadakan kegiatan-kegiatan non extra atau pengembangan pribadi di kalangan IKB-PMPT Se Jawa dan Bali seperti Bola Volly putra/i dan sepak bola.
Mengadakan turnamen sepak bola "JHON TABO CUP"secara global yang melibatkan seluruh mahasiswa Papua pada umumnya yang berada di wilayah Se Jawa dan Bali dan diselenggarakan oleh setiap korwil sebagai panitia local dan panitia umum dilaksanakan serentak di berbagai kota study Se Jawa dan Bali.
5. Bidang Kerohanian :
Mengadakan ibadah Paska di salah satu kota study sesuai dengan rekomendasi ketua BPH bila diperlukan.
Merkomendasikan pembentukan panitia natal Se Jawa dan Bali kepada korwil Yogyakarta.
6. Bidang Humas :
Membuka peluang kerjasama dengan pihak lain seperti : Paguyuban-paguyuban, donator, Pembina dan kepada setiap pihak berkepentingan dan peduli dengan IKB-PMPT Se Jawa dan Bali berada.
7. Bidang Pemberdayaan Wanita :
Mengadakan seminar-seminar tentang gender.
Memsosialisasikan tentang pentingnya peranan perempuan dalam melibatkan diri dari berbagai bidang kepada masyarakat di daerah dan Papua pada umumnya.
8. Bidang Seni dan Budaya :
Pembentukan tim seni dan budaya untuk melestarikan sarana pemberdayaan pengembangan budaya daerah dikalangan public.
F. Flatporm:
Tugas-tugas yang berat tersebut tentu saja tidak bisa dilakukan secara serentak mengingat tidak ada dukungan financial yang memadahi, melainkan harus dilakukan terlebih dahulu peningkatan pendapatan melalui beberapa sumber yaitu : Bantuan Oprasional dari PEMDA TK II Tolikara, donator dan iuran wajib anggota( dari setiap korwil ).